Sepeda Pinjaman

Dan aku menganggap relung di hati telah terisi
Kehampaan yang menjadi pengharapan kupikir telah terganti
Sejumlah pesn yang terkirim lewat heningnya udara kumaknai
Sejumput harapan kupetik dari waktu yang terasa takkan terganti.

Pertemuan yang teriring dengan lagu-lagu cerita
Semilir angin malam nan dingin tak menhentikan ayunan kakiku
Sepeda pinjaman itu terus berlari di atas aspal yang kering akibat kemarau
Ditemani lampu-lampu sepeda motor yang terus menerus menyusul selagi aku berjalan di pinggiran trotoar
Nafas yang masih teratur berharmoni dengan jantung yang telah bekerja sedemikian cepat
Lelah kuabaikan sudah hanya untuk bertemu dia.

Aku menunggu kedatangannya di komplek gereja.
Sembari melepas lelah, sebatang rokok yang tersisa tadi siang kuhisap dalam-dalam.
Dan terlihat sudah bayangannya yang berjalan
Sinar lampu jalan nan temaram semakin memperjelas sosoknya
Masih lelah namun memperlihatkan keindahan senyuman

Aku pun tenggelam dalam tawa-canda
Pribadi yang indah dan suaranya yang khas seolah tertanam dalam segenap memori
Aku kecanduan dengan hadirnya

Sampai aku melihat wajah lelaki itu terpampang serasi di sampingnya
Gambar yang mampu meredam segala gejolak yang telah aku pikul
Terdiam sejenak, senyumku menghilang perlahan
Hening
Aku kembali mengayuh sepeda pinjaman itu
Hening dan tak lagi bergejolak

Hening...

No comments: