Insidious is a total heart-attack

Insidious berhasil memukau gue. Scene pertama film ini berhasil membuat mata gue membelalak dan napas gue tertahan di kerngkongan. Damn..!! Siapa yang bisa tahan dengan gambaran di detik-detik pertama film itu. Dengan tata suara yang sepi dan warna ruangan yang mencekam, gue udah bisa menebak apa yang akan terjadi di scene-scene berikutnya. Tanpa sadar gue, telapak tangan gue mengepal dan meremas gelas popcorn yang (untungnya) dibeli sama temen gue. Wanjeng..!!

Scene berikutnya, gue berusaha untuk mengatur napas gue supaya teratur dan mencoba mengikuti alur cerita. Gambaran umumnya sangatlah klise: sebuah keluarga bahagia baru saja menempati tempat tinggal baru, rumah baru. Dan pada akhirnya mengalami gangguan-gangguan supranatural setelah sang anak, Dalton, mengalami koma akibat terjatuh dari tangga. Fooohhh…!!! Sinting. Film ini bener-bener bikin gue harus menutup mata berulang kali ketika kamera mengambil gambar close-up atau ketika sayatan biola mulai mendenging. Dan akhirnya, temen gue gak lagi-lagi ngoper popcorn ke gue. Karena dia tahu kalau popcorn itu bakal terbuang percuma sama gue.

Kalo lo perhatikan di poster film Insidious, lo akan menemukan tulisan “from the makers of Paranormal Activity and SAW”. The makers named James Wan, the one who responsible for making us feel sick when we’re watching SAW. Di film ini, Wan tidak menumpahkan segalon darah, bahkan setetes pun. Tapi berhasil membuat gue sedikit (okay, agak sering) menutup mata dan berteriak (walau gak kayak anak perempuan). Penampilan para hantu sangat mengerikan. Mereka datang dengan timing yang tepat tanpa memberikan kita waktu untuk bersiap. Para hantu di sini bukan tipikal hantu yang ngagetin macam hantu-hantu Indonesia. Mereka tampil dengan konsisten, muncul di saat yang tepat di saat lo lagi menyeruput minuman atau ketika tangan lo sedang menyuapkan segenggam popcorn ke dalam mulut. Dan, JRENG..!!! Hantu itu muncul sambil menampilkan wajah old-school. Siapa yang tahan dengan hantu old-school? Berpakaian layaknya noni Belanda, memberikan senyuman lebar. Damn..!! I got goose-bump right now.

Paranormal Activity memang mengejutkan. Tapi, Insidious berhasil menghipnotis gue untuk rutin meremas sandaran lengan di bioskop. Beberapa wajah hantu yang diambil close-up dan gambaran makhluk aneh yang…. gila..!! Gambaran hantu ini mirip dengan film Drag Me To Hell karya Sam Raimi. Tapi lebih mencekam. Warna-warna di setiap scene hampir mirip dengan franchise SAW. Nuansa kelam dan gelap tersaji. Jalan ceritanya memang sedikit aneh di tengah-tengah ketika istilah “astral-projection” disebutkan. But, hell. Stay tune, folks. You are going to jump your ass of the chair at the last scene. Bagi yang gak kuat jantung, jangan pernah nonton ini sendirian. Bagi yang sudah terbiasa nonton film genre ini, lebih baik tonton rame-rame, karena film ini adalah hiburan paling menyenangkan dibandingkan lo nonton Scream 4 yang teramat dangkal.

My score: 8.5/10

1 comment:

delabornz said...

Semakin ingin nonton film ini...nais ripiu gan!!