Semburat senyum melengkung berhasil menghilangkan garis kerut di wajahnya
Tutur kata sopan menutup segala persepsi keangkuhan di depan mata.
Genggaman tangan nan lugas melepaskan gambaran dingin di jiwa
Gerak tubuh dan sikapnya melunturkan semua paradigma yang tercetak di kepala
Sorot mata tajam dan sayu mereflesikan segala asam dan garam yang telah berlalu
Aku…
Terkesima dengan segala pandangan yang terucap lewat bibirnya
Dengan lidah yang tegas ia berkata dan bercerita seolah tiada beban yang harus dianut.
Badannya yang kurus seolah tak mampu mempertahankan kekokohannya.
Tulang belakangnya terlalu rapuh untuk menopang segala mimpi dan khayalan yang terlalu mustahil
Kepalanya terlalu kecil untuk menampung segala dimensi yang ia bawa dalam perjalanannya
Alam semesta seolah berada dalam genggaman tangannya yang ringkih
Telapak tangan bercorak tinta
Bulu kuas yang seolah menari dengan indah dalam genggaman tangannya
Bersatu bersama sinaran kosmik.
Tak terbendung bergerak menyerang kanvas yang berdiri tegak namun pasrah, tak mampu melawan
Bukanlah upaya menguasai dunia, sebutnya
Tapi usaha menterjemahkan semesta yang tak berbatas
Namun tak mengapa
Ia terus menghujam dan menghujam dan MENGHUJAM
Ia terus menumpahkan segala emosi
Segala kekelaman
Segala kecerian
Segala semesta
Segala kesucian yang mampu ia siratkan dalam pengejawantahan
Ia seolah sedang bercinta dalam alam bawah sadar
Bergerak hendak memuaskan segala nafsunya
Bukan dalam keegoistisan
Bergerak berkeringat… Ia tumpahkan birahi
Dan ia pun selesai
Orgasme pun ia dapatkan
Sebuah karya signifikan ia persembahkan
Karya yang membuat mata dunia terbuka
Tak ada yang disembunyikan
Tak ada garis rahasia
Semua ia persembahkan untuk kita
Dengan kesederhanaan
Dalam kekhidmatan
Ialah Sang Penerjemah
No comments:
Post a Comment