Kau Tetap di Sini

Aku tak ingat lagi sudah berapa lama sejak kau tertangkap pandangan mata dan merasuk ke dalam pikiran.
Aku tak ingat lagi kapan kau tetap diam di salah satu rongga kepalaku dan tetap mengganggu pikiranku.
Aku tak ingat lagi mengapa kau begitu menarik hati sehingga aku menjatuhkan pilihan kepadamu.
Aku tak ingat lagi alasan apa yang membuatku begitu memujamu.

Yang aku ingat, aku terjebak di dalam tatapanmu saat itu.

Kita berdua saling begandengan sambil melupakan masa lalu.
Kita berdua berjalan saling beriringan meninggalkan jejak cerita.
Kita berdua akhirnya sampai di titik di mana kita akan melanjutkan ke tahap berikutnya.
Kita berdua adalah sepasang manusia yang berbahagia.

Kau tetap setia menjalani ini semua.

Meskipun aku adalah laki-laki yang penuh amarah.
Meskipun aku adalah laki-laki yang penuh kesedihan.
Meskipun aku adalah laki-laki yang penuh dendam.
Meskipun aku adalah laki-laki yang penuh ketidaksempurnaan.

Dan waktu pun terus berjalan,

Tak sedikit yang mempertanyakan keputusanmu untuk menggandeng tanganku.
Tak sedikit yang mencibirkan bibirnya melihat kau dan aku berjalan beriringan.
Tak sedikit yang mengerutkan dahinya, mendengar bahwa kita akan melanjutkan hubungan ini ke tahap berikutnya.
Tak sedikit yang marah hanya karena kita terlihat bahagia.

Kau tetap ada di sini, bersamaku.

Terima kasih atas semuanya.