Sekali Lagi

Sekali lagi… dan lagi-lagi…
Logika dan perasaan ini beradu hebat
Ketika di saat aku rapuh dan butuh sebuah tempat mengaduh
Terduduk sendiri sambil menyesap cairan herbal hangat pahit di atas kasur tertutup sprei putih
Sesekali menghisap sebatang rokok yang hampir terbakar habis
Aku seharusnya merasa senang saat kau dengan penuh perhatiannya mengingatkanku
Jangan lupa makan
Jangan lupa minum obat
Istirahat, jangan kecapekan
Namun, entah aku malah semakin merasa sesak
Sebuah perasaan bergantung-gantung di atas kepalaku
Tangan dan persendian tiba-tiba hilang kendali
Gemetar… entah karena marah atau sudah terlalu lelah menahan beban tak terlihat
Ini bukan pertama kalinya, bahkan bukan kedua kalinya
Ini kesekian kalinya aku harus menahan mulutku untuk tak mengeluarkan teriakan “LUPAKAN DIA..!!”
Tapi tidak. Kau menyayanginya walau kau ragu apakah dia menyayangimu.
Aku menyayangimu walau kau tak tahu sedalam apa aku telah berkubang dalam lumpur biadab ini
Sudahlah…
Setidaknya kau tahu