Keabadian Kepatuhan

Jikalau engkau mampu mengingat, aku hadir di setiap peristiwa penting hidupmu.
Aku hadir di saat pertama kali engkau memasuki tahun pertama sekolahmu.
Aku hadir di saat kelulusan kuliahmu.
Aku hadir di saat pernikahanmu.
Aku hadir di saat engkau harus memakamkan orang tuamu.
Kini, aku hadir di sampingmu, menemanimu dengan setia di samping tempat tidur.
Aku tetap hadir di sini, walau terkadang engkau melupakan keberadaanku.

Wajahmu terlihat tua, keriput yang semakin terlihat.
Namun aku masih mengenalmu, tidak hanya sekedar wajah.
Terlihat semangat mulai meredup seiring tahun yang berlalu.
Seolah tak adil, roda waktu terasa terlalu cepat berputar.
Menggilas semua bara api kehidupanmu, namun gagal menghilangkan gairahmu.
Sayang... Badanmu sudah tak mampu menampung luapan gairah.
Engkau terlalu renta.

Janganlah takut, Kasih.
Aku tetap di sini.
Garis waktu takkan mampu menghilangkanku dari sisimu.
Aku ditakdirkan untuk selalu ada demi engkau, wahai makhluk termulia.
Engkau patut bahagia, penuh impian.
Aku patut terdiam, patuh.

Engkau patut mendapatkannya, alam semesta.
Aku patut terdiam....

Patuh...